Perkembangan
dan penggunaan media sosial saat ini yang sangat cepat dalam komunikasi. Hal
ini karena media sosial digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan pendapat,
berbagai opini, dan meningkatkan diskusi dan membangun hubungan dengan orang
lain. Namun, media sosial penting untuk digunakan secara cerdas dan sehat.
Bermedia sosial memberikan peluang bagi generasi muda untuk merefleksikan
nilai-nilai Revolusi Mental melalui berbagai platform media sosial. Revolusi
Mental sendiri adalah gerakan untuk mengubah cara pandang, cara pikir, sikap,
perilaku, dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengaci nilai-nilai integritas,
etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi kemajuan,
agar Indonesia menjadi negara uang maju, modern, makmur, sejahtera, dan
bermartabat.
Akan
tetapi tidak semua penguna media social secara bijak.Terkadang penguna media
social Melakukan secara yang tidak ada manfaatnya hanya membuang waktu,setiap
penguna media social harus mempunyai sikap bijak dan bertanggung
jawab.dikarenakan media social sangatlah berpengaruh dan berperan penting
jangan sampai penguna media social seperti menyebarkan hoax,,penyebaran ujaran
kebencian,mengadu domba,pecemaran nama baik,memfitnah dan hal-hal yang bisa
merugikan banyak pihak.Penguna media sosial harus bijak tidak memberikan data
pribadi pada umum seperti jangan memposting konten secara asal-asalan.Jangan
sampai penguna media social dapat menyingung pihak lain.Harus menjaga
etika.Atitude dimedia social haruslah dijaga dikarenakan media social memang
memberikan kebebasan bagi para pengunanya.Akan tetapi bukan berarti pengguna
media social harus bebas dalam beretika.Hindarilah pengunaan kata kasar,kata-kata
mengandung kebencian hormatilah setiap penguna media social yang lain agar
menjadi bijak dalam bermedia social.
Di tengah
pandemi covid-19, konsumsi medsos masyarakat cenderung meningkat. Hal ini
lantaran adanya kebijakan physical distancing yang dikeluarkan pemerintah.
Alhasil, aktivitas komunikasi masyarakat Indonesia lebih banyak dilakukan di
medsos. Bahkan, sebagian besar masyarakat tidak hanya menggunakan medsos
sebagai media komunikasi, tapi juga sumber informasi yang dipercayai.
Padahal,
tidak semua yang diunggah di medsos merupakan berita yang valid atau malah bisa
jadi berita hoaks (informasi yang tidak benar). Parahnya lagi, pengunggah
medsos tidak tahu jika informasi yang disebarkan merupakan berita hoaks. Hal
ini lantaran kebanyakan pengguna medsos tidak mengecek kebenaran informasi yang
didapatkan terlebih dahulu. Bahkan, menurut Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo), hingga 5 Mei 2020, mencatat sebanyak 1.401 konten hoaks
dan disinformasi terkait covid-19 yang beredar di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar